Profil Desa Tlogo

Ketahui informasi secara rinci Desa Tlogo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Tlogo

Tentang Kami

Profil Desa Tlogo, Kecamatan Sukoharjo, Wonosobo. Jelajahi desa dengan nama `telaga` yang unik di Wonosobo Selatan, sebuah pusat pertanian terpadu (padi & salak) yang subur, dan cerminan masyarakat yang hidup dari warisan kesuburan tanahnya.

  • Nama Historis `Tlogo`

    Menyandang nama "Tlogo" (Telaga), yang diyakini merujuk pada sebuah sumber air atau telaga bersejarah yang menjadi cikal bakal permukiman dan sumber kesuburan abadi bagi desa.

  • Sistem Pertanian Terpadu yang Produktif

    Memiliki sistem pertanian yang seimbang dan produktif, memadukan persawahan di lahan basah dengan perkebunan Salak Pondoh di perbukitan sebagai pilar utama ekonomi.

  • Komunitas Guyub dan Pekerja Keras

    Ditandai oleh karakter komunitas agraris yang rukun (guyub), ulet, dan pekerja keras dalam mengoptimalkan setiap jengkal potensi lahan yang diwariskan leluhur.

XM Broker

Ketika mendengar nama Desa Tlogo di Kabupaten Wonosobo, banyak yang akan langsung teringat pada telaga ikonik di lereng Dieng. Namun di perbukitan selatan yang hangat, terdapat sebuah desa lain dengan nama yang sama namun dengan cerita yang berbeda: Desa Tlogo, Kecamatan Sukoharjo. Desa ini tidak memiliki danau besar yang menjadi destinasi wisata, namun namanya yang berarti `telaga` atau danau kecil bukanlah tanpa makna. Nama tersebut merupakan sebuah gema dari masa lalu, sebuah penanda historis akan sumber air yang pernah menjadi pusat kehidupan dan meninggalkan warisan berupa tanah yang subur hingga hari ini. Desa Tlogo Sukoharjo adalah kisah tentang bagaimana jejak air di masa lalu menjadi sumber kemakmuran agraris di masa kini.

Menyingkap Kisah di Balik Nama `Tlogo`

Keunikan Desa Tlogo, Sukoharjo, terletak pada narasi di balik namanya. Seperti yang sering dijelaskan dalam laman sejarah di website desa, nama "Tlogo" tidak merujuk pada sebuah danau yang ada saat ini, melainkan pada sebuah telaga atau sumber mata air besar yang menjadi cikal bakal desa. Menurut cerita para leluhur, di pusat desa dulunya terdapat sebuah cekungan yang menampung air, membentuk sebuah danau kecil yang menjadi sumber kehidupan utama bagi para pendiri desa. Telaga inilah yang menjadi alasan mengapa permukiman pertama dibangun di lokasi tersebut.Seiring berjalannya waktu dan perubahan bentang alam, telaga tersebut mungkin telah menyusut atau bahkan mengering, berubah menjadi lahan produktif. Namun, namanya tetap abadi. Warisan terbesarnya bukanlah air yang terlihat, melainkan tanah endapan di bekas telaga yang kini menjadi lahan persawahan paling subur di desa. Dengan demikian, nama Tlogo menjadi sebuah penanda geografis historis, sebuah monumen verbal yang menceritakan bahwa kemakmuran desa saat ini lahir dari "jejak" air di masa lalu.

Geografi dan Lanskap Warisan Kesuburan

Desa Tlogo secara geografis terletak di Kecamatan Sukoharjo, sebuah kawasan di selatan Wonosobo dengan topografi perbukitan landai dan bergelombang. Iklimnya yang tropis dan hangat sangat mendukung pertumbuhan aneka tanaman pangan dan buah-buahan. Lanskap desa ini sangat khas, di mana area yang lebih rendah dan datar menjadi pusat persawahan, sementara lereng-lereng bukit di sekitarnya dimanfaatkan untuk perkebunan.Berdasarkan data administrasi pemerintah per tanggal 17 September 2025, luas wilayah Desa Tlogo adalah 2,95 kilometer persegi (km²). Desa ini berbatasan langsung dengan Desa Kupangan di sebelah utara, Desa Karanganyar di sebelah timur, Desa Sempol di sebelah selatan, serta berbatasan dengan wilayah Kecamatan Leksono di sebelah barat. Lokasi bekas "telaga" yang kini menjadi area persawahan subur merupakan jantung geografis dan agronomis desa, yang terus memberikan kehidupan bagi warganya.

Demografi dan Masyarakat Agraris

Menurut data kependudukan terbaru dari BPS, jumlah penduduk Desa Tlogo tercatat sebanyak 4.670 jiwa. Dengan luas wilayahnya, maka tingkat kepadatan penduduknya adalah sekitar 1.583 jiwa per km². Sebagian besar penduduknya adalah petani yang mewarisi lahan dan keterampilan bertani dari orang tua mereka.Masyarakat Desa Tlogo dikenal sebagai komunitas yang ulet, pekerja keras dan memiliki semangat kekeluargaan (guyub) yang tinggi. Ritme kehidupan desa berjalan selaras dengan musim tanam dan panen. Tradisi gotong royong masih sangat kental, terutama saat membangun rumah, mempersiapkan lahan pertanian, atau saat ada warga yang menggelar hajatan. Karakter masyarakatnya yang sederhana dan tulus mencerminkan kehidupan agraris yang bersahaja dan damai.

Dua Pilar Ekonomi: Padi dan Salak Pondoh

Perekonomian Desa Tlogo ditopang oleh dua pilar pertanian utama yang tumbuh secara simbiosis, memanfaatkan karakteristik lahan yang berbeda untuk menciptakan sistem ekonomi yang tangguh.Pilar Pertama: Padi di `Tanah Telaga`. Lahan persawahan yang subur, terutama di area yang diyakini sebagai bekas telaga, didedikasikan untuk menanam padi. Ini adalah fondasi ketahanan pangan desa. Keberhasilan panen padi menjadi prioritas utama untuk memastikan kebutuhan pokok setiap keluarga tercukupi.Pilar Kedua: Salak Pondoh di Perbukitan. Lereng-lereng perbukitan yang mengelilingi area persawahan diubah menjadi perkebunan Salak Pondoh yang produktif. Salak menjadi komoditas andalan yang menghasilkan pendapatan tunai (cash crop) bagi masyarakat. Kualitas salak dari Sukoharjo, termasuk dari Desa Tlogo, sudah dikenal luas, menjadikannya sumber ekonomi yang sangat menjanjikan dan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat secara signifikan.

Kelembagaan Desa dan Pembangunan

Pemerintah Desa Tlogo, bersama dengan lembaga kemasyarakatan desa lainnya, berperan aktif dalam mengawal pembangunan. Melalui musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes), program-program prioritas dirumuskan berdasarkan kebutuhan nyata masyarakat. Informasi mengenai kegiatan dan anggaran desa seringkali dipublikasikan melalui website desa sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas.Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) "Tlogo Mulyo", Kelompok Tani, dan PKK menjadi motor penggerak kegiatan ekonomi dan pemberdayaan di tingkat akar rumput. Berbagai program, mulai dari penyediaan pupuk, pelatihan keterampilan bagi ibu-ibu, hingga kegiatan kepemudaan oleh Karang Taruna, menunjukkan bahwa desa ini terus bergerak maju secara terorganisir dan partisipatif.

Penutup: Kemakmuran dari Jejak Masa Lalu

Desa Tlogo, Kecamatan Sukoharjo, adalah sebuah kisah inspiratif tentang bagaimana warisan masa lalu dapat menjadi sumber kemakmuran di masa kini. Nama "Tlogo" bukan lagi tentang genangan air yang terlihat, melainkan tentang jejak kesuburan yang ditinggalkannya di dalam tanah. Dengan memadukan kerja keras, semangat kebersamaan, dan pengelolaan sumber daya yang bijaksana, masyarakat Desa Tlogo telah berhasil mengubah gema telaga di masa lalu menjadi lumbung pangan dan pusat agribisnis yang hidup dan menghidupi. Desa ini mengajarkan bahwa sumber daya terbesar sebuah wilayah terkadang tak terlihat oleh mata, namun tersimpan abadi dalam tanah dan cerita.